Sabtu, 27 Februari 2010

MENGOPERASIKAN DAN MENERAPKAN SISTEM AUDIO VIDEO

1) Mikropon

Mikropon akan mengkonversi/mengubah gelombang suara menjadi sinyal audio. Proses ini dicapai melaluisuatu bahan yang kecil dan ringan yang dinamakan diaphragm. Ketika getaran suara yang melalui udara sampai pada diaphragm, menyebabkan diaphragm bergetar. Getaran ini menyebabkan keluaran arus elektris dari mikropon. Keluaran dari mikropon akan dikirim ke mixer, preamplifier, atau amplifier. Dalam mikropon terdapat tombol ON/OFF, tombol ini berfungsiuntuk mengaktifkan dan menonaktifkan mikropon. Posisi ON untuk mengaktifkan mikropon, sehingga mikropon dapat difungsikan, sedangkan posisi OFF untuk menonaktifkan mikropon, sehingga mikropon tidak dapat digunakan (tidak berfungsi). Bagian lain mikropon yaitu keluaran yang akan dihubungkan dengan peralatan audio lainnya misalnya tape recorder, mixer audio, dan power amplifer. Keluaran yang dihubungkan dengan peralatan audio lainnya dapat menggunakan kabel penghubung atau tanpa kabel (wireless).





2) Equalizer



Seseorang memiliki kesukaan yang berbeda-beda tentang bunyi yang dihasilkan oleh speaker. Ada yang menginginkan nada dengan frekuensi rendah (bass) yang lebih dominan, ada juga yang menginginkan nada dengan frekuensi tinggi (trebble) yang lebih dominan, atau kombinasinya. Pengaturan frekuensi yang diinginkan dapat dilakukan menggunakan equalizer. Berikut ini merupakan contoh dari gambar equalizer.

Gambar Equalizer







3) Mixer Audio



Mixer audio digunakan untuk mencampur sinyal audio dari berbagai sumber. Contoh penggunaan mixer audio pada suatu konser musik. Sumber sinyal audio

dapat berasal dari mikropon, gitar listrik, drum set, keyboard, kaset, CD, dan sumber lainnya. Berbagai sumber ini memiliki amplitudo yang berbeda serta

karakteristik bunyi yang berbeda pula, sehingga setiap sumber bunyi memerlukan pengaturan volume, frekuensi, dan pengaturan lainnya. Keluaran mixer audio berupa sinyal audio yang merupakan hasil gabungan dari berbagai sumber. Mixer audio juga dipakai di studio rekaman, fungsinya sama seperti penggunaan mixer audio pada konser musik. Gambar mixer audio tunjukkan dalam gambar berikut ini :



4) Speaker

Speaker tidak dapat dipisahkan dari peralatan audio, karena suara dihasilkan

dari alat ini. Speaker akan mengubah sinyal audio menjadi getaran yang dapat

didengarkan oleh telinga manusia. Dalam pengoperasian speaker akan

memperhatikan impedansi masukan (dalam ohm) dan daya maksimum (watt). Speaker dapat dibedakan menjadi dua, yaitu speaker pasif dan speaker aktif. Pada speaker pasif, sinyal masukan akan langsung dihubungkan dengan dengan speaker.



Gambar Speaker Pasif

Sedangkan pada speaker aktif memiliki ciriciri memerlukan sumber AC, sehingga terdapat tombol ON/OFF untuk power, serta terdapat tombol kontrol volume.

Gambar Speaker Aktif

Rangkuman 2

Mikropon digunakan untuk mengubah suara menjadi sinyal audio. Keluaran dari mikropon akan dihubungkan dengan peralatan audio yang lain sebagai sumber sinyal audio.

Pengaturan frekuensi yang diinginkan pada bunyi yang dihasilkan oleh speaker menggunakan equalizer. Penggabungan beberapa sumber sinyal audio menggunakan mixer audio. Mixer audio selalu digunakan pada konser musik atau studio rekaman. Dalam pengoperasiannya speaker dapat dibedakan menjadi dua, yaitu speaker pasif dan speaker aktif. Speaker pasif tidak memerlukan power supply, sehingga keluaran dari peralatan audio (tape recorder, radio penerima FM/AM, power amplifier, dll) langsung dihubungkan

dengan speaker. Sedangkan speaker aktif memerlukan power supply, karena didalamnya terdapat penguat (amplifier) tambahan, sehingga terdapat pengaturan volume serta tombol POWER.



Tugas 2

1. Cermati dan pahamilah fungsi mikropon!

2. Cermati dan pahamilah fungsi equalizer!

3. Cermati dan pahamilah fungsi mixer audio!

4. Cermati dan pahamilah fungsi speaker yang anda disekitar anda!



Tes Formatif 2

1. Sebutkan fungsi mikropon?

2. Jelaskan fungsi equalizer!

3. Sebutkan fungsi mixer audio pada suatu studio rekaman?

4. Jelaskan penggunaan speaker!



BAB III : Pesawat Audio II

Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3

Peserta diklat memiliki kemampuan :

1. Mengidentifikasi persiapan pengoperasian power amplifier dengan benar.

2. Mengidentifikasi persiapan pengoperasian cassette recorder dengan benar.

3. Mengidentifikasi persiapan pengoperasian compact disc player dengan benar

4. Mengidentifikasi persiapan pengoperasian radio AM/FM dengan benar.





URAIAN MATERI



1) Power Amplifier

Power ampilifier merupakan peralatan audio yang berfungsi menguatkan sinyal audio sehingga mampu menggetarkan speaker. Tingkat penguatan power amplifier ditandai dengan satuan, misalnya 18 watt, 36 watt, 150 watt, dan 300 watt. Power amplifier memiliki bagian input (masukan), bagian ini merupakan bagian yang menghubungkan power amplifier dengan sumber sinyal audio

(misalnya mixer audio). Bentuk fisik dari Power Amplifier ditunjukkan seperti

gambar berikut:





output (keluaran), bagian ini akan dihubungkan dengan speaker. Tomboll ON/OFF yang berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan power amplifier.

Power amplifier akan menghasilkan panas yang tinggi, sehingga seringkali pendingin (heatsink) menjadi kotak langsung dari power amplifier, misalnya power amplifier yang digunakan pada mobil. Panas yang dihasilkan merupakan permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian power amplifier.





2) Cassette Recorder

Cassete recorder akan merekam sinyal audio ke dalam sebuah kaset. Cassette Recorder sering terlihat sudah terintegrasi dengan peralatan audio yang lain. Misalnya tape compo, tape deck, dan walkman. Dalam pengoperasiannya terdapat bagian sumber dapat berupa mikropon, peralatan musik (seperti gitar listrik atau organ), atau radio AM/FM. Pemilihan sumber audio dapat dipilih sesuai dengan buku user manual. Tombol RECORD berfungsi untuk memulai

perekaman, tombol RECORD dan PLAY biasanya ditekan secara bersama-sama

Gambar Tape Recorder

diatas merupakan contoh bentuk dari cassette recorder. Salah satu fungsi dari

perekaman adalah menyimpan sinyal audio dalam kaset ,sehingga suatu saat bila diperlukan sinyal audio tersebut dapat dimainkan kembali sehingga terdengar pada speaker. Cassette recorder banyak dipakai oleh wartawan yang untuk menyimpan hasil wawancara kedalam bentuk kaset.

3) Compact Disc

Compact disc player merupakan peralatan audio yang berfungsi untuk memainkan CD (Compact Disc), CD merupakan media penyimpanan yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan kaset magnetic, diantaranya kapasitas penyimpanan besar, kualitas penyimpanan sangat baik, daya tahan, dan perawat yang mudah. Bagian-bagian CD player hampir sama seperti tape. Perbedaannya pada tape menggunakan media kaset sedangkan pada CD player diganti dengan CD. Pada pemutar kaset magnetik portable dikenal istilah walkman, sedangkan pada pemutar CD portable dikenal istilah discman.

Gambar Compat Disc



4) Radio AM/FM

Radio penerima AM/FM merupakan peralatan audio yang berfungsi untuk menerima siaran radio yang dipancarkan oleh stasiun pemancar radio. Terdapat dua macam bentuk modulasi yang digunakan yaitu amplitudo modulation (AM) dan frequency modulation (FM). Dalam pengoperasian radio penerima AM/FM

terdapat beberapa bagian yang perlu diperhatikan, diantaranya antena, pemilih gelombang (tuning), pengatur audio (tone control) dan speaker.



Gambar Radio Penerima

Bentuk antena untuk radio penerima AM dan FM berbeda. Posisi antena akan mempengaruhi kualitas penerimaan gelombang radio yang dihasilkan. Radio penerima AM/FM termasuk radio 2 band, pemilihan AM/FM dengan menggunakan selector yang ada. Rentang frekuensi untuk penerima AM

adalah 530 khz – 1800 khz dan untuk penerima FM adalah 88 Mhz – 108 Mhz.

Pemilihan siaran dari stasiun pemancar radio yang diinginkan menggunakan

tombol tuning (penala), sedangkan speaker memiliki fungsi menghasilkan suara/bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia.

Rangkuman 3

Power amplifier digunakan menguatkan sinyal audio sehingga mampu menggetarkan membran yang terdapat speaker. Power amplifier menghasilkan panas yang tinggi, sehingga faktor pendingin (heatsink) akan mempengaruhi kinerja dari alat tersebut.

Cassette recorder berfungsi untuk merekam sinyal audio kedalam kaset. Cassette recorder sering digunakan oleh wartawan untuk merekam pembicaraan dengan sumber berita. Compact disc player digunakan untuk memainkan CD, compact disc player memiliki kelebihan dibandingkan dengan tape yang menggunakan kaset magnetic, yaitu kualitas suara dan kapasitas penyimpanan yang lebih baik.

Siaran yang dipancarkan oleh radio pemancar dapat diterima dengan menggunakan radio penerima. Terdapat dua bentuk modulasi yang digunakan yaitu amplitudo modulation (AM) dan frekuensi modulation (FM). Pada radio penerima AM/FM, pengguna hanya dapat mendengarkan siaran yang ada dan tidak dapat melakukan komunikasi langsung lewat radio.

Tugas 3

1. Amati dan perhatikan power amplifier yang terdapat disekitar anda !

2. Cermati dan pahamilah penggunaan cassette recorder !

2. Catatlah tombol-tombol yang terdapat dalam VCD player dan sebutkan

fungsi-fungsinya dengan membaca buku manual !

3. Perhatikan fungsi dari radio penerima AM/FM serta perhatikan rentang

frekuensi untuk penerima AM dan FM.

Tes Formatif 3

1. Jelaskan masukan dan keluaran power amplifier ?

2. Jelaskan fungsi dari cassette recorder ?

3. Sebutkan perbedaan CD player dengan Tape ?

4. Sebutkan fungsi radio FM/AM ?



BAB IV Pesawat Video



URAIAN MATERI

Peswat Video adalah peralatan elektronik yang bekerja pada bidang gambar, baik gambar yang bergerak ataupun gambar diam. Beberapa peralatan video yang banyak digunakan dalam bidang video adalah :

1) Kamera Digital

Banyak kejadian atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Mengabadikan peristiwa dengan foto menjadi suatu kenangan yang indah. Foto-foto tersebut dapat dilihat kapan saja bila diinginkan. Alat yang digunakan untuk mengambil

citra/gambar dinamakan kamera foto.

Kamera foto dapat dibagi menjadi dua yaitu kamera biasa dan kamera digital.

Kamera biasa dalam pengoperasiannya memerlukan media penyimpanan berupa roll film, sedangkan kamera digital media penyimpanannya berupa disket atau memory yang tersimpan dalam kamera digital.



Gambar Kamera Digital



2) Pesawat Televisi



Pesawat televisi telah menjadi suatu barang yang tidak asing lagi, hampir isetiap rumah terdapat pesawat televisi. Pesawat televise berfungsi untuk menampilkan

gambar secara bergerak, gambar yang ditampilkan dapat berupa gambar hitam putih atau gambar berwarna, sehingga dikenal istilah televisi hitam putih dan

televisi berwarna.

Perkembangan televisi yang maju telah menciptakan bentuk televisi yang beragam, yaitu : televisi hitam putih, televise berwarna, televisi layar datar, dan televisi plasma. Bagian utama televisi terdapat berupa layar tempat menampilkan

informasi gambar. Terdapat pula bagian tombol-tombol control berupa ON/OFF, channel, volume, program, dan lainnya.



Gambar 4. Monitor TV



3) Proyektor

Proyektor digunakan untuk menampilkan sinyal video pada layer lebar sehingga banyak dipakai untuk presentasi. Kualitas gambar yang dihasilkan hampir sama dengan gambar yang dihasilkan oleh monitor televisi.

Dalam seminar-seminar besar penggunaan proyektor video merupakan sebuah pilihan yang tepat. Proyektor video dapat menampilkan gambar atau slide yang jauh lebih besar dibandingkan dengan televisi. Presentasi akan semakin menarik

karena gambar atau film dapat dilihat oleh semua peserta dalam ruangan.

Dalam gambar berikut ditunjukkan contoh proyektor video.



Gambar Video Proyektor

Rangkuman 4

Kamera digital memiliki kelebihan dibandingkan dengan kamera biasa yang masih menggunakan roll film. Disket atau memory yang terdapat dalam kamera digital dapat digunakan kembali setelah selesai pemakaian.

Film atau video klip yang ditampilkan pada layar televisi diambil menggunakan kamera video. Kamera video memiliki bagian utama berupa lensa tempat masuknya cahaya, kaset atau memory sebagai tempat menyimpan sinyal video, tombol untuk mengatur awal, akhir, perbesaran gambar, ketajaman gambar, kecerahan gambar, serta panel untuk koneksi keluar dengan peralatan lain seperti TV, dan lainnya.

Televisi digunakan untuk menampilkan gambar video. Masukan gambar video dapat berasal dari stasiun televisi, game, kamera video yang difungsikan sebagai player, VCD player, atau video player.

Proyektor video memiliki fungsi hampir sama dengan televisi. Perbedaannya pada bentuk tampilannya. Proyektor memiliki layer yang terpisah dan proses pembentukan gambar dengan cara proyeksi khusus.



Tugas 4

1. Amati tombol-tombol yang terdapat dalam kamera digital dan pahami fungsi

masing-masing tombol!

2. Baca dan pahamilah buku manual kamera video yang anda miliki!

3. Perhatikanlah tanda peringatan yang terdapat pada pesawat televisi anda,

pahami tanda tersebut dengan cara membaca buku manualnya!

4. Baca buku manual proyektor video yang ada disekitar anda, pahami fungsi

masing-masing tombol!

Tes Formatif 4

1. Sebutkan fungsi kamera digital?

2. Sebutkan contoh-contoh penggunaan kamera video?

3. Jelaskan hubungan televisi dengan kamera video!

4. Sebutkan penggunaan proyektor?

4 VCD Player

VCD player digunakan untuk memainkan video CD. VCD player memiliki tombol yang hampir mirip dengan tombol pada Tape, antara lain tombol POWER, tombol ini berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan VCD player, apabila VCD player aktif ditandai dengan lampu indikator yang menyala dan sebaliknya ditandai dengan lampu indikator yang padam.

Tombol OPEN/CLOSE berfungsi untuk membuka atau menutup rumah disc. Tombol STOP berfungsi untuk menghentikan disk yang sedang berputar. Tombol PLAY berfungsi untuk memainkan disk. Tombol PAUSE berfungsi untuk menghentikan sementara putaran disc. Tombol SKIP berfungsi untuk melewati track yang sedang aktif. Panel VCD player untuk input/output antara lain meliputi kabel power (AC input) berfungsi sebagai koneksi antara VCD player dengan sumber tegangan listrik komersial (PLN). Video output merupakan keluaran VCD player berupa sinyal video yang akan dihubungkan dengan tampilan misalnya televisi atau proyektor video sehingga menghasilkan gambar. Audio output juga keluaran VCD player berupa sinyal audio yang akan dihubungkan dengan power amplifier atau televisi dan akan menghasilkan suara pada speaker.

Dalam gambar berikut ini merupakan contoh gambar VCD player.

Gambar Video Compact Disc Player









5. Mixer Video

Mixer video digunakan untuk menggabungkan sinyal video menjadi sebuah sebuah sinyal video. Mixer video umumnya digunakan pada studio film atau broadcasting (penyiaran). Mixer video mempunyai fungsi yang mirip dengan mixer audio. Dalam gambar dibawah ditunjukkan gambar mixer video.

Rangkuman 5

VCD player merupakan pesawat video yang berfungsi menghasilkan gambar dari masukan berupa Video CD. Untuk melihat hasil video CD, VCD player dihubungkan dengan televisi. Sehingga VCD player tidak dapat dipisahkan dari televisi.

Video cassette recorder (VCR) digunakan untuk merekam sinyal video kedalam kaset. VCR umumnya dipakai untuk merekam acara dari stasiun televisi, sehingga acara yang disukai dapat dimainkan kembali sesuai keinginan.

Mixer video berfungsi menggabungkan beberapa sinyal video menjadi satu sinyal video. Mixer video banyak digunakan pada penyiaran (broadcasting).

Tugas 5

1. Bacalah buku manual VCD player, pahami keselamatan kerja, fungsi masing-

masing tombol, dan kebutuhan pengoperasiannya!

2. Coba identifikasi kelengkapan pengoperasian video cassette recorder!

3. Pahami fungsi mixer video dan persiapan cara pengoperasiannya!

4. Bacalah buku panduan tentang lighting!

Tes Formatif 5

1. Jelaskanlah fungsi tombol-tombol yang terdapat dalam VCD player!

2. Apakah fungsi dari video cassette recorder?

3. Sebutkan penggunaan dari mixer audio?











KUNCI JAWABAN

Kunci Jawaban Formatif 1

1. Karena buku manual berisi informasi yang penting tentang keselamatan kerja

prosedur pengoperasian peralatan, spesifikasi sistem yang harus dipahami

dan dilaksanakan dalam mengoperasikan suatu peralatan audio.

2. Informasi yang ada meliputi peringatan, keselamatan kerja, prosedur

pengoperasian, spesifikasi sistem, instalasi, perawatan, rekomendasi, dll.

3. Dapat membahayakan pengguna sendiri, misalnya terkena kejutan listrik dan

dapat merusak peralatan audio yang ada.



Kunci Jawaban Formatif 2

1. Mikropon berfungsi untuk mengubah bunyi menjadi sinyal audio.

2. Equalizer digunakan untuk mengatur amplitudo frekuensi yang diinginkan.

3. Mixer audio digunakan untuk menggabungkan sinyal audio yang berasal dari

berbagai sumber, misalnya mikropon, gitar listrik, keyboard, drum set dan

instrumen musik lainnya.

4. Speaker digunakan untuk mengubah sinyal audio menjadi bunyi yang dapat

didengar oleh telinga manusia.



Kunci Jawaban Formatif 3

1. Masukan power amplifier berasal dari mixer, tone control, atau radio penerima

AM/FM yang berupa sinyal audio lemah dan keluarannya langsung

dihubungkan dengan speaker.

2. Fungsi radio cassette untuk merekam/menyimpan sinyal audio kedalam

kaset magnetik,

3. Perbedaannya terletak pada sumbernya, apabila CD player menggunakan CD

sedangkan Tape menggunakan kaset magnetik.

4. Radio AM/FM berfungsi menerima informasi yang dikirimkan oleh radio

pemancar.





Kunci Jawaban Formatif 4

1. Kamera digital berfungsi untuk mengambil gambar dari suatu object dan

menyimpannya kedalam disket atau memorynya.

2. Kamera video banyak digunakan dalam bidang penyiaran (broadcasting),

pembuatan film, pembuatan video klip, pembuatan sinetron, dan

perseorangan untuk mengabadian peristiwa tertentu. Kamera video

menyimpan gambar video kedalam sebuah kaset atau memory.

3. Hubungan antara kamera video dengan televisi, dalam fungsinya yang

masing-masing sebagai peralatan video, kamera video digunakan untuk

mengambil gambar sedangkan televisi digunakan untuk menampilkan

kembali gambar video.

4. Proyektor digunakan pada presentasi, seminar, konser musik, bahkan

pemutaran film terbatas. Proyektor akan menampilkan gambar pada layar

yang lebar.



Kunci Jawaban Formatif 5

1. Tombol POWER berfungsi untuk mengaktifkan dan menonaktifkan VCD

player. Tombol OPEN/CLOSE berfungsi untuk membuka atau menutup

rumah disc. Tombol STOP berfungsi untuk menghentikan disc yang

sedang berputar. Tombol PLAY berfungsi untuk memainkan disk. Tombol

PAUSE berfungsi untuk menghentikan sementara putaran disk. Tombol

SKIP berfungsi untuk melewati track yang sedang aktif.

2. Video cassette recorder berfungsi menyimpan atau merekam sinyal video

masukan pada kaset. Sinyal video masukan dapat berasal dari stasiun

televisi.

3. Mixer video banyak digunakan dalam bidang penyiaran broadcasting),

pembuatan film, pembuatan video klip, pembuatan sinetron, dllnya.

Pemancar FM dengan Osilator PLL

1. Pemancar FM
a). Osilator
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan sinyal keluaran yang
amplitudonya berubah-ubah terhadap waktu. Perbedaan antara penguat dengan
osilator adalah penguat memerlukan sinyal masukan untuk menghasilkan
sinyal keluaran sedangkan osilator tidak ada sinyal masukan, hanya ada sinyal
keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat dikendalikan. Ada tiga
osilator yaitu osilator RC, osilator LC, dan osilator relaksasi. Osilator RC dan
LC menghasilkan sinyal berbentuk sinusoidal, sedangkan osilator relaksasi
menghasilkan sinyal berbentuk gigi gerjaji, kotak, segitiga, pulsa dan lain-lain.
Osilator dengan frekuensi yang bisa diubah disebut VFO (Variable Frequency
Oscillator). VFO mempunyai kelebihan pada deviasi frekuensinya yang lebar.
Kesetabilan frekuensi dari osilator kristal dapat digabungkan dengan deviasi
frekuensi VFO yang lebar dengan menerapkan osilator terkontrol PLL. Pada
osilator terkontrol PLL, osilator kristal dipakai sebagai penghasil frekuensi
referensi. Dengan demikian akan didapatkan frekuensi referensi yang sangat
stabil.
b). Penyangga (Buffer)
Pada setiap osilator, frekuensi dan amplitudo osilasi dalam beberapa
tingkat dipengaruhi oleh impedansi beban kemana osilator disalurkan. Dengan
demikian diperlukan suatu tingkat penguat penyangga antara osilator dan
beban. Penyangga berfungsi untuk menstabilkan frekuensi dan amplitudo
osilator akibat pembebanan tingkat selanjutnya. Osilator yang dilengkapi
dengan penyangga biasa disebut exciter.
c). Penguat Daya
Penguat daya adalah suatu penguat yang digunakan untuk menguatkan
daya sinyal besar (large signal). Di dalam penggunaannya, dapat digunakan
transistor daya sebagai komponen utamanya dan pada umumnya transistor
daya tersebut mempunyai disipasi daya lebih dari �? watt.
Terdapat tiga macam kelas penguatan daya, yaitu:
1. Penguat kelas A
2. Penguat kelas B
3. Penguat kelas C
d). Catu Daya
Secara umum, istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah yang
mengubah arus AC menjadi DC. Untuk menjalankan peralatan elektronik,
diperlukan catu daya DC, dan daya ini dapat diperoleh dari beberapa sumber.
Energi yang mudah tersedia adalah arus bolak-balik. Oleh karena itu, arus
bolak-balik ini harus diubah (disearahkan) menjadi arus DC yang selanjutnya
harus diratakan (disaring) menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Sebuah
blok diagram pencatu daya teregulasi ditunjukkan dalam gambar 2.
Gambar 2. Blok diagram pencatu daya teregulasi
Transformator berfungsi untuk memperkecil tegangan hingga mendekati
besarnya tegangan searah yang diinginkan. Pada bagian kedua dari blok
diagram merupakan dioda penyearah baik penyearah setengah gelombang
maupun penyearah gelombang penuh. Tegangan keluaran tingkat ini sudah
berupa tegangan searah tetapi masih mengandung unsur arus bolak-balik
(ripple). Untuk menghilangkan ripple maka digunakan filter LPF yang hanya
dapat meloloskan arus searah dan membuang arus bolak-balik ke bumi. Untuk
meningkatkan kualitas pencatu daya searah, maka harus digunakan regulator
pada titik keluaran. Kestabilan tegangan diperoleh dengan membandingkan
tegangan keluaran dengan suatu tegangan acuan yang stabil. Setiap ada
perubahan tegangan keluaran, regulator berusaha untuk mengembalikan
harganya ke tegangan semula.
e). Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalah bagian yang menghantarkan daya yang dihasilkan
pemancar ke antena. Sebagai bagian yang menghantarkan daya, saluran
transmisi yang ideal tidak akan mengurangi daya yang dihantarkannya dan
juga tidak meradiasikan daya yang menjadi tugas antena. Pada kenyataannya,
saluran transmisi juga mengurangi daya yang disalurkannya. Daya yang
berkurang berubah menjadi panas dan sebagian kecil diradiasikan. Agar
transfer daya terjadi secara maksimal maka saluran transmisi juga harus
mempunyai impedansi karakteristik yang sama dengan sumber dan beban.
Pada sistem pemancar FM umumnya menggunakan saluran koaksial dengan
impedansi karakteristik 50 .
f). Antena
Antena adalah bagian yang sangat penting dari pemancar. Antena
berfungsi sebagai alat yang dapat meradiasikan gelombang radio. Selain itu
juga antena berfungsi mengarahkan arah pancaran sesuai tujuannya (audience).
Beberapa parameter antena adalah:
1. Polarisasi
Polarisasi dibedakan menjadi polarisasi vertikal dan polarisasi horisontal.
Sebagai gambaran yang sederhana sebuah antena dapat dikatakan
mempunyai polarisasi vertikal jika antena tersebut diletakkan pada posisi
vertikal terhadap bumi. Antena dengan polarisasi vertikal akan menghasilkan
gelombang radio dengan polarisasi vertikal juga. Begitu sebaliknya dengan
polarisasi horizontal, karena sebagai acuannya adalah dilihat peletakan pada
permukaan bumi.
Untuk dapat menangkap gelombang radio yang mempunyai polarisasi
vertikal, pada penerima radio juga dibutuhkan dengan polarisasi yang sama.
2. Penguatan Antena
Antena adalah komponen pasif. Secara harfiah antena tidak mungkin
menguatkan sinyal yang diberikan padanya. Penguatan pada antena
sebenarnya adalah seberapa banyak antena tersebut meradiasikan gelombang
radio ke arah yang diinginkan.
3. Pengarahan
Antena dibedakan menjadi omnidirectional (segala arah) dan bidirectional
(dua arah). Antena omnidirectional dapat dikatakan meradiasikan
gelombang radio yang sama kuat ke segala arah.
Pada umumnya, untuk antena-antena siaran atau pemancar frekuensi
menengah (MF = Medium Frequency) dan VHF (Very High Frequency)
menggunakan jenis antena tegak (antena vertikal).
B. Modulasi
Modulasi didefinisikan sebagai proses penumpangan atau penyisipan
sinyal frekuensi rendah terhadap sinyal yang berfungsi tinggi sehingga
dihasilkan output dengan parameter baru. Proses ini menyebabkan sifat-sifat
sinyal pembawa berubah-ubah sebanding dengan perubahan sifat sinyal
informasi.
Proses modulasi pada sistem komunikasi ini dilakukan karena :
1. Transmisi langsung sinyal informasi akan mengalami permasalahan
interferensi selama gelombang radio yang ditransmisikan berada pada
frekuensi yang sama atau mendekati.
2. Pada umumnya sinyal informasi akan mempunyai frekuensi yang rendah.
Hal ini tidak memungkinkan terjadinya pengiriman dan penerimaan
gelombang radio berfrekuensi rendah sampai ke tujuan.
C. Frekuensi Modulasi (FM)
Modulasi frekuensi adalah proses menumpangkan informasi pada carrier
dengan cara mengubah-ubah frekuensi dari carrier sesuai dengan sinyal
informasi.
Bentuk gelombang modulasi frekuensi dapat digambarkan sebagai berikut :
Va
(a)
t
Vc
(b)
t
Vo
(c)
t
Gambar 3.
(a) Sinyal informasi pada modulasi frekuensi
(b) Sinyal pembawa tanpa modulasi pada frekuensi
(c) Sinyal pembawa dengan modulasi FM
Pada modulasi frekuensi, amplitudo sinyal pembawa selalu tetap (tidak
berubah-ubah), sedangkan frekuensinya berubah-ubah tergantung pada
amplitudo sinyal modulasi. Perubahan naik turunnya amplitudo pemodulasi
akan berpengaruh pada simpangan frekuensi sinyal pembawa yang disebut
dengan frekuensi deviasi.
Didalam teknik FM terdapat tiga jenis frekuensi yaitu:
1. Frekuensi carrier (pembawa)
Pada FM berkisar dari 87.5 MHz – 108 MHz
2. Frekuensi simpangan
Perubahan frekuensi carrier dinamakan frekuensi simpangan yang mewakili
kekuatan amplitudo dari sinyal informasi
3. Frekuensi informasi
Kecepatan perubahan frekuensi simpangan dalam satu detik dinamakan
frekuensi informasi
D. Modulator FM
Modulator merupakan bagian utama dari pemancar FM yaitu suatu alat
yang digunakan untuk melakukan modulasi. Jadi modulator FM dapat
didefinisikan sebagai alat penghasil sinyal FM. Sinyal FM dapat diperoleh dari
suatu rangkaian dengan komponen utama adalah osilator dan piranti non
linear. Piranti non linear yang sering digunakan antara lain adalah transistor
dan dioda varactor.
Prinsip kerja dari modulator adalah adanya tegangan bias dari sinyal
pemodulasi (informasi) yang akan berpengaruh pada nilai induktansi dari
transistor ataupun nilai kapasitansi dari dioda varactor. Perubahan nilai
induktansi maupun kapasitansi tersebut akan berpengaruh pada reaktansi
osilator sehingga dihasilkan pula perubahan frekuensi ataupun fasa dari
keluaran osilator sesuai dengan sinyal modulasi frekuensi yang dikehendaki.
Ada dua cara untuk menghasilkan sinyal FM yaitu modulasi langsung dan
tidak langsung.
1). Modulasi Langsung
Untuk menghasilkan sinyal FM dengan cara modulasi langsung dapat
diperoleh dari rangkaian modulator pada gambar:
Gambar 4. Modulator FM langsung dengan dioda varactor
2). Modulasi Tidak Langsung
Modulasi Frekuensi tidak langsung diperoleh melalui proses modulasi fasa
dengan sinyal masukan informasi diintegrasikan terlebih dahulu sebelum
masuk ke modulator. Metode yang sering digunakan adalah tipe Amstrong.
Apabila fasa dari keluaran osilator kristal berubah, maka dihasilkan modulasi
fasa (PM). Perubahan fasa dari sinyal secara tidak langsung akan menyebabkan
perubahan frekuensi. Oleh karena itu dapat terjadi modulasi langsung dari
kristal melalui modulasi phasa (PM), yang secara tidak langsung menghasilkan
modulasi frekuensi (FM).
Modulator sederhana tipe Amstrong dapat dilihat pada gambar 6, JFET
pada rangkaian ini mendapat bias tegangan dan menjaga agar tegangan VDS
rendah. Keadaan tersebut akan menghasilkan resistansi dari drain ke source
dapat berubah-ubah terhadap tegangan drain (sinyal pemodulasi). Proses
terjadinya modulasi akan dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 5. Modulator Tak Langsung melalui modulasi Fasa
Mula-mula sinyal audio masuk ke rangkaian pengoperasian frekuensi.
Rangkaian ini terdiri dari rangkaian RC Low pass (integrator) yang membuat
amplitudo audio berkebalikan dengan frekuensinya. Hal ini perlu dilakukan
karena pada modulator fasa (PM), deviasi frekuensi yang dihasilkan tidak
sesuai dengan frekuensi sinyal pemodulasi 1 volt 1 KHz yang menghasilkan
deviasi 100 Hz, maka untuk sinyal pemodulasi 1 volt 2 KHz akan
menghasilkan deviasi 200 Hz sebagai pengganti dari deviasi 100 Hz jika sinyal
pemodulasi tersebut melewati ke rangkaian integrator. Dengan demikian sinyal
FM secara tidak langsung dihasilkan melalui perubahan fasa dari keluaran
osilator kristal. Perubahan fasa tersebut disempurnakan dengan perubahan
sudut fasa dari rangkaian RC (C1 dan resistansi JFET) bersamaan dengan
koreksi frekuensi sinyal pemodulasi.
E. PLL (Phase Locked Loop)
Simpal pengunci fasa [phase-locked loop (PLL)] adalah simpal umpan
balik dengan alat pendeteksi fasa, penapis pelewat rendah, penguat dan osilator
yang dikendalikan tegangan [voltage contrroled oscilator (VCO)]. PLL tidak
mengumpan balikkan tegangan, melainkan mengumpan balikkan frekuensi dan
membandingkannya dengan frekuensi-frekuensi yang datang. Dengan
demikian VCO dapat mengunci frekuensi yang datang. (Malvino, 1996 : 313).
Ketiga bagian ini dirangkai membentuk suatu loop tertutup sebagai
berikut:
Frekuensi
Detektor
Loop
Keluaran
acuan
fasa
Filter
yang
terkunci
VCO
Gambar 6. Rangkaian dasar PLL
Sinyal masukan berupa frekuensi acuan menjadi salah satu masukan bagi
alat detektor fasa, masukan yang lain berasal dari VCO. Keluaran dari alat
detektor fasa, masukan yang lain berasal dari VCO. Keluaran dari alat detektor
fasa, ditapis oleh penapis pelewat rendah (LPF). Dengan demikian frekuensi-
frekuensi awal, harmonik-harmoniknya, serta frekuensi jumlah disingkirkan.
Hanya frekuensi selisih (tegangan DC) yang keluar dari LPF. Tegangan DC ini
kemudian akan mengendalikan frekuensi VCO.
Sistem ini akan bekerja dengan baik, bila frekuensi VCO sama dengan
frekuensi acuan yang juga masuk ke detektor fasa. Dengan demikian alat
detektor fasa mempunyai dua masukan dengan frekuensi yang sama. Bila
frekuensi masuknya berubah, maka frekuensi VCO akan melacaknya. Secara
otomatis PLL membetulkan frekuensi dan sudut fasa VCO.
Pada pemancar FM ini, aplikasi PLL digunakan untuk mengunci frekuensi
kerja yang diinginkan. Bagian exciter terdiri dari dua bagian yaitu VCO dan
PLL dengan kalkulasi binari dan osilator yang dirangkai secara push-pull,
misalnya pada frekuensi 100 MHz, masing-masing osilator membangkitkan
sinyal RF 50 MHz kemudian dikombinasikan. Konfigurasi ini secara umum
sudah dibuktikan memiliki banyak kelebihan dalam hal kestabilan
dibandingkan sebuah osilator yang bekerja langsung 100 MHz.
Komponen utamanya Kapasitor dan dioda varactor/varicap yang
dirangkaikan ke masing-masing transistor BF494, tingkat penyangga (buffer)
menggunakan transistor 2SC2053 dan sebagai penguat akhir menggunakan
2SC1970 dengan menggunakan tegangan 13.5 - 15VDC.
Bagian PLL menggunakan sistem perhitungan binari IC MC 145151.
Rumus untuk menentukan switch frekuensi adalah :
dip switch
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Konstanta
1
2
4
8
16
32
64
128
256
512
1024
2024
Contoh : frekuensi yang akan dikunci 100 MHz
Maka: 100 x 20 = 2000
Dicari :
1024
512
+
1536
256
+
1792
128
+
1920
64
+
1984
16
+
2000
Maka Dip Switch yang off : 5,7,8,9,10,11
Dip Switch yang on : 1,2,3,4,6,12
Dalam kondisi bebas LED indikasi tidak menyala, ini berarti PLL belum
berada pada posisi mengunci (locked), masih unlocked. Dalam kondisi
mengunci (locked) LED indikasi menyala, ini berarti PLL berada pada posisi
locked.
Gambar 7. Blok diagram IC MC 145151
a). Alat Pendeteksi Fasa
Alat pendeteksi fasa adalah pencampur yang penggunaannya
dioptimasikan pada frekuensi-frekuensi masukan yang sama. Alat ini disebut
alat pendeteksi fasa (atau pembanding fasa) karena jumlah tegangan dc-nya
tergantung pada sudut fasa ( N ) diantara sinyal-sinyal masukannya. Apabila
sudut fasanya berubah, maka tegangan dc-nya juga berubah. (Malvino, 1996 :
313).
N
Gambar 8. Dua gelombang sinus dengan perbedaan fasa
b). Low Pass Filter (LPF)
LPF digunakan untuk melewatkan sinyal yang mempunyai frekuensi
dibawah frekuensi cut off (frekuensi-frekuensi rendah) dan meredam frekuensi-
frekuensi tinggi, sehingga sinyal dibawah frekuensi cut off
mengalami
penguatan yang lebih rendah. Dalam gambar 9 ditunjukkan bahwa filter LPF
mempunyai ciri suatu band pass frekuensi yang terletak dari nol hingga
frekuensi potong (cut off) fc. Idealnya respon filter di luar titik potong adalah
nol, tetapi dalam prakteknya terdapat suatu daerah peralihan yaitu antara fa dan
fs sebelum mencapai tepi dari bandstop. Bandstop terletak diatas fs dan secara
ideal transmisi melalui filter adalah nol. Dasar rangkaian LPF dan kurva
respons frekuensi dapat ditunjukkan pada gambar 9.
Pada batas tegangan keluaran diturunkan 3db dibawah tegangan batas ini,
tegangan keluaran makin kecil dan menurun tajam. Dengan menurunkan
sebesar 3 db dari tegangan maksimal akan didapat dari LPF. Penurunan 3 db
ini adalah tegangan efektif minimum yang masih dapat digunakan.
A (db)
3 db
Hz
fc
fs
Gambar 9. Respon frekuensi LPF
Loop Filter memiliki dua fungsi pokok, yaitu :
1. Membuang noise dari komponen frekuensi tinggi yang dihasilkan oleh
detektor fasa.
2. Sebagai penentu kinerja dinamik PLL ini yang meliputi :
a). Capture range dan lock in range, yaitu daerah atau rentangan frekuensi
VCO dimana frekuensi keluaran masih bisa dijaga konstan dan posisi
terkunci (lock) dapat diperoleh. Lock in selalu lebih besar daripada
rentangan frekuensi dimana loop dapat diperoleh PLL dalam rentangan
itu. Dengan kata lain, sebuah PLL cenderung melakukan lock in pada
suatu sinyal datang, bila sinyal datang tersebut berada dalam rentangan
frekuensi capture.
b). Respon transiennya, yaitu mencegah overshoot yang dapat
mengakibatkan osilasi dan berakibat frekuensi keluaran tidak bisa
terkunci.
Dalam operasi PLL, loop filter sangatlah penting karena sebenarnya lebar
bidang tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan lock in atau rentang hold in
yang diinginkan dan waktu yang diperlukan untuk membentuk lock. Lebar
bidang frekuensi loop harus dijaga agar tetap sempit untuk meminimumkan
filter yang dapat disebabkan oleh noise dari luar atau akibat komponen-
komponen interferensi. Akan tetapi lebar bidang loop juga harus memadai agar
dapat melewatkan komponen yang diinginkan, dan membentuk rentangan
capture yang memadai.
Dalam implementasinya, sistem PLL ini masih ditambah lagi dengan
rangkaian pembagi frekuensi pada jalur umpan baliknya, yang berfungsi
menurunkan frekuensi keluaran VCO sehingga pada saat dibandingkan oleh
detektor fasa, frekuensi referensi dan feedbacknya sudah cukup rendah, yaitu
sekitar 20 KHz.
Sinyal keluaran dari VCO masih sangat rendah, oleh karena itu diperkuat
lagi agar sinyal FM yang dihasilkan dapat dipancarkan dalam jarak yang cukup
jauh. Penguat ini harus mampu memberikan penguatan yang cukup tanpa
merusak informasi yang akan dikirim. Jadi harus dipilih jenis penguat yang
optimal untuk sinyal masukan dalam hal ini adalah sinyal FM.
c). VCO (Voltage Control Oscillator)
Pada rangkaian osilator, frekuensi osilasi dapat diubah-ubah atau variasi
dengan penambahan suatu kapasitor, dimana dioda yang dipasang dan
direferensikan sebagai varicap (variabel capacitor) atau varactor yang
mempunyai fungsi sebagai pengubah tegangan. Apabila kapasitor variabel ini
termasuk di dalam rangkaian osilator dan frekuensi osilasi yang bervariasi
mengubah tegangan bias DC yang melewati variabel kapasitor. Oleh karena itu
osilator ini disebut juga osilator yang dikontrol oleh tegangan atau disebut
sebagai VCO (Voltage Control Oscillator).
Dalam penerapannya, hal-hal utama yang digunakan pada PLL adalah
sebagai berikut :
- Spektrum
Dalam beberapa penerapannya keluaran VCO adalah berupa gelombang
sinusoidal, tetapi dalam aplikasi lain keluaran VCO dapat berupa
gelombang persegi panjang.
- Karakteristik Frekuensi Tegangan
Karakteristik frekuensi tegangan harus linier dan toleransi ini tergantung
bentuk penerapan VCO.
- Stabilitas Frekuensi
VCO membutuhkan stabilitas frekuensi tinggi, karena dengan begitu VCO
akan bekerja normal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pembuatan Benda Kerja
Proses pembuatan benda kerja dari proyek tugas akhir ini meliputi bagian-
bagian yaitu:
1). Proses Pembuatan Papan Rangkaian Tercetak
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan papan rangkaian
tercetak (PRT) ini adalah meliputi :
1. Mata bor diameter 0,8 mm; 3,5mm
2. Pengupas kabel
3. Solder
4. Bahan PRT (PCB)
5. Ferrri Choloride (FeCL3)
6. Lemak solder (lotfet)
7. Tiner
8. Mur, baut
9. Timah
10. Cairan afdruk untuk proses sablon.
a). Proses pembuatan jalur
Pada tahap ini pertama-tama merancang ukuran PRT sehingga membentuk
ukuran posisi dan layout yang bagus, baik dan benar. Kemudian memasang
tata letak komponen dan merancang jalur antar komponen sehingga
membentuk jalur yang singkat, rapi dan benar. Setelah semuanya selesai
dilanjutkan dengan memotong PCB sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan. Kemudian memindahkan hasil rancangan alur tadi ke PCB.
Proses pembuatan layout ada yang menggunakan penggambaran manual.
b). Proses pelarutan dan pelapisan
1. Melarutkan PRT yang telah tergambar jalur PRT dengan Ferri Chloride
(FeCl3) untuk menghilangkan lapisan tembaga yang tidak terpakai.
2. Mengangkat PRT dari Ferri Chloride apabila lapisan tembaga yang tidak
terpakai sudah terlarut semua. Kemudian mencuci PRT tersebut dengan
air sampai bersih.
3. Membersihkan sisa lapisan cat sablon pada jalur PRT dengan
menggunakan tinner.
c). Proses pengeboran
Untuk mendapatkan hasil yang baik, pengeboran dilakukan dengan hati-
hati agar tidak merusak jalur-jalur papan rangkaian tercetak.
2). Pemasangan Komponen
Urutan pemasangan komponen sebagai berikut :
1. Mengecek terhadap hubungan antar jalur-jalurnya untuk menghindari
terjadinya hubung singkat.
2. Mengetes semua komponen satu persatu untuk mendapatkan komponen
yang mempunyai karakteristik sesuai dengan yang diharapkan.
Komponen yang rusak atau tidak sesuai dengan karakteristiknya harus
diganti untuk menghindarkan rangkaian dari kegagalan operasi.
3. Memasang soket-soket rangkaian terintegrasi (IC) dan kabel
penghubung.
4. Memasang komponen-komponen pasif, dimulai dari komponen yang
tahan terhadap panas seperti resistor, kapasitor non polaritas baru
kemudian kapasitor polaritas. Pemasangan komponen ini harus sesuai
dengan posisi dan polaritasnya masing-masing, jadi tidak boleh terbalik.
5. Memasang komponen-komponen aktif mulai dari komponen yang tahan
terhadap panas, misalnya dioda.
6. Memasang komponen-komponen aktif yang kurang tahan panas, seperti
transistor. Pemasangan komponen ini tidak boleh tertukar kaki-kakinya
(basis, emitor, dan kolektornya).
7. Memasang komponen yang memakai soket, misalnya rangkaian
terintegrasi (IC).
8. Melakukan penyolderan dengan solder yang dayanya tidak terlalu besar,
yaitu sekitar 30 Watt. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemanasan
yang berlebihan terutama terhadap komponen aktif.
3). Proses Perakitan
Urutan Proses perakitan sebagai berikut :
1. Merakit bagian dalam kotak (box) yaitu tempat rangkaian tercetak
dengan cara memasang penyangga-penyangga.
2. Memasang soket-soket atau penghubung yang menempel langsung pada
kotak.
3. Menghubungkan papan rangkaian tercetak yang satu dengan yang lain
dengan menggunakan kabel penghubung (jumper).
4. Memeriksa kembali untuk memastikan ada atau tidaknya rangkaian
yang salah sambung antara satu dan lainnya.
5. Mengunci bagian-bagian yang sudah diberi lubang dengan
menggunakan sekerup sehingga diperoleh penempatan yang permanen.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
No
Waktu
Kegiatan
Tempat Penelitian
1.
Juni 2005
Perencanan dan pembuatan PCB
Lab. Teknik Elektro
2.
Juli 2005
Perakitan alat
Lab. Teknik Elektro
3
Agustus 2005
Pencarian komponen dan
Semarang, Tegal,
perakitan alat
Jakarta
4.
September 2005 Pengujian alat dan pengambilan
Lab. Teknik Elektro
data
C. Pengukuran dan Analisa Data Hasil Pengukuran
Untuk pengukuran atau pengujian dari pemancar FM ini, kita siapkan alat-
alat yang digunakan untuk pengujian, alat yang digunakan sebagai berikut :
1). Multimeter digital Sanwa DMM tipe CD-720E
2). Pencacah frekuensi (Frecuency counter) Leader tipe LDC-824
3). Catudaya
4). SWR&RF Powermeter Welz tipe SP-15M
5). Kabel penghubung (jumper)
6). Beban antena tiruan (Dummy Load) Diamond tipe DL 30A
Pengukuran alat menggunakan tegangan DC 13.8 Volt, menggunakan
multimeter digital Sanwa DMM tipe CD-720E, untuk mengukur tegangan pada
masing-masing kaki IC.
1). Tegangan pada kaki IC MC 145151
Tegangan
Tegangan
Tegangan
Tegangan
No.
No.
No.
No.
(Volt)
(Volt)
(Volt)
(Volt)
1.
2,38
8.
6
15
5,95
22.
0
2.
0
9.
5,8
16.
0,2mV
23.
0
3.
6
10.
17,3mV
17.
5,95
24.
5,95
4.
0,7
11.
0,2mV
18.
5,95
25.
0,2mV
5.
5,9
12.
0,2mV
19.
0,2mV
26.
2,7
6.
5,9
13.
5,95
20.
5,95
27.
3,11
7.
0
14.
5,95
21.
5,95
28.
5,73
2). Tegangan pada kaki IC SN 74LS163
Tegangan
Tegangan
No.
No
(Volt)
(Volt)
1.
6
9.
1,8
2.
2.59
10.
6
3.
0
11.
2,52
4.
0
12.
2,45
5.
0
13.
2,30
6.
0
14
2,37
7.
6
15
0,3
8.
0
16.
6
3). Tegangan pada kaki IC CA 3140
Tegangan
Tegangan
No.
No.
(Volt)
(Volt)
1.
5,36
5.
0
2.
0,44
6.
0,58
3.
0,73
7.
6
4.
0
8.
1,9
4). Tegangan pada kaki transistor (Volt).
Tr 1
Tr 2,3
Tr 4,5
Tr 6
Tr 7
Kaki
(BC 548)
(BF 494)
(BF 494)
(2SC2053)
(2SC1970)
Basis
0,5
4,2
1,3
2
2,3
Kolektor
1,17
8,16
7,8
10,14
13,7
Emitor
0
4,1
0,9
1,3
0
5). Sampel Posisi saklar DIP
Frekuensi
Posisi saklar DIP
(MHz)
87.5
100101001001
87.6
111001001001
87.7
101001001001
87.8
110001001001
87.9
100001001001
88.0
111110001001
88.1
101110001001
88.2
110110001001
88.3
100110001001
88.4
111010001001
88.5
101010001001
88.6
110010001001
88.7
100010001001
88.8
111100001001
88.9
101100001001
89.0
110100001001
C. Langkah-langkah Pengujian
Langkah-langkah pengujian untuk pemancar FM adalah sebagai berikut :
1. Hubungkan voltmeter pada catu daya dan atur tegangan sesuai dengan
yang dibutuhkan.
2. Hubungkan output catudaya dengan alat menggunakan kabel penghubung.
3. Tentukan posisi saklar DIP pada frekuensi yang ditentukan kemudian atur
VC lock sampai posisi lock (lampu indikasi menyala), sambil mengamati
frecuency counter sampai didapat frekuensi yang tepat.
4. Ukur tegangan pada masing-masing kaki IC dan transistor.
5. Atur VC pada bagian RF power amplifier sampai didapatkan daya yang
ditentukan sambil mengamati RF Powermeter.
Daya yang dihasilkan pesawat pemancar FM sebesar 0.5 Watt, daya pancar
mencapai jarak ± 400 meter menggunakan antena groundplane 5/8 , dan kabel
transmisi menggunakan kabel merk Belden tipe 50 , dengan ketinggian antena
sekitar 5 Meter dari permukaan tanah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN MASALAH
A. Deskripsi Data
IC MC 145151 merupakan IC program dengan 14 masukan paralel jalur
data untuk pencacah N dan tiga input untuk pencacah R. Terdiri atas osilator
referensi, pemilihan referensi pembagi, detektor fasa digital, dan 14 bit
program pembagi oleh pencacah N.
IC SN 74163 merupakan IC sinkronasi pencacah biner 4 bit, yang
disajikan mempunyai semua clock flip-flop yang simultan, sehingga keluaran
berubah bersamaan waktu satu sama lain oleh masukan pencacah dan gerbang
masukan. IC CA 3140 merupakan IC penguat operasional yang
dikombinasikan menggunakan transistor PMOS tegangan tinggi juga
transistor bipolar tegangan tinggi dalam kemasan single monolithic chip.
Transistor BF 494 merupakan transistor NPN frekuensi menengah yang
banyak diaplikasikan pada teknik frekuensi tinggi pada penerima radio dan
televisi, penala FM, pencampur osilator AM dengan noise rendah, dan
penguat frekuensi menengah pada penerima FM/AM.
Transistor 2SC 2053 merupakan transistor NPN silikon yang didesain
untuk penguat RF pada jalur VHF, mempunyai penguatan yang tinggi : Gpe
15.7 dB, pada tegangan 13.5V, Po = 0.15W, f = 175 MHz. transistor ini
banyak diaplikasikan pada penguat driver pada jalur VHF.
Transistor 2SC 1970 merupakan transistor NPN silikon yang didesain
untuk penguat akhir RF pada jalur VHF, mempunyai penguatan yang tinggi :
Gpe
9.2 dB, pada tegangan 13.5V, Po = 1W, f = 175 MHz. transistor ini
banyak diaplikasikan pada penguat akhir dan penguat driver pada jalur VHF
dengan daya sekitar 0.8 sampai 1W.
B. Analisis Cara kerja dan Pembahasan
Exiter terdiri dari dua bagian yaitu VCO dan PLL dengan kalkulasi binari.
Bagian VCO terdiri dua osilator yang dirangkai secara push-pull, misalnya
pada frekuensi 100MHz, masing-masing osilator membangkitkan sinyal RF
50MHz kemudian dikombinasikan. Konfigurasi ini secara umum sudah
dibuktikan memiliki banyak kelebihan dalam hal kestabilan dibandingkan
sebuah osilator yang bekerja langsung 100MHz.
Komponen utamanya kapasitor dan dioda varaktor/varicap yang
dirangkaikan ke masing-masing transistor BF494, Tingkat buffer digunakan
2SC2053 dan sebagai penguat akhir menggunakan 2SC1970. Dengan
menggunakan tegangan 13.5 - 15 VDC output yang dihasilkan dapat mencapai
1Watt.
Bagian PLL menggunakan sistem perhitungan binari IC MC 145151.
Rumus untuk menentukan switch frekuensi adalah :
dip switch
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Konstanta
1
2
4
8
16
32
64
128
256
512
1024
2024
Contoh : frekuensi yang akan dikunci 100 MHz
Maka: 100 x 20 = 2000
Dicari :
1024
512
+
1536
256
+
1792
128
+
1920
64
+
1984
16
+
2000
Maka Dip Switch yang off : 5,7,8,9,10,11
Dip Switch yang on : 1,2,3,4,6,12
Dalam kondisi bebas LED indikasi tidak menyala, ini berarti PLL belum
berada pada posisi mengunci (locked), masih unlocked. Dalam kondisi
mengunci (locked) LED indikasi menyala, ini berarti PLL berada pada posisi
locked.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan dari suatu pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih
sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang yang
termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frequency) yang berupa keluaran daya
yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan.
Pada kenyataannya, pemancar FM banyak dipakai untuk memenuhi
kebutuhan siaran yang menuntut produksi suara dengan kualitas yang tinggi.
Hal ini disebabkan karena nilai S/N (Signal to Noise Ratio) yang tinggi dapat
diperoleh dengan daya pemancar FM yang relatif rendah, juga faktor kualitas
terhadap gangguan siaran yang lebih baik.
Jika dibandingkan dengan sistem AM, FM mempunyai beberapa
keungulan diantaranya :
1. Lebih tahan noise
2. Mempunyai bandwidth yang lebih lebar
3. Mempunyai fidelitas yang tinggi
Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada pada range frekuensi
87.5-108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari
gangguan baik dari atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan.
Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh jika dibandingkan pada sistem
modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang.
Secara umum sistem pemancar terdiri dari bagian-bagian :
1. Audio Input
2. Pemancar FM
-
Osilator
-
Penyangga
-
Penguat Daya
3. Catu daya
4. Saluran Transmisi
5. Antena
Pada Pemancar FM ini, digunakan PLL sebagai pengontrol frekuensinya
karena PLL ini membentuk suatu sistem yang dapat menghasilkan frekuensi
yang stabil dengan dengan membandingkan beda fasa antara frekuensi
referensi yang sangat stabil dengan frekuensi keluaran yang diumpanbalikkan.
Secara umum PLL terbagi menjadi tiga bagian pokok yaitu detektor fasa,
loop filter dan VCO (Voltage Control Oscilator). Secara singkat prinsip kerja
sistem PLL adalah sinyal masukan berupa frekuensi acuan menjadi salah satu
masukan bagi alat detektor fasa, masukan yang lain berasal dari VCO.
Keluaran dari alat detektor fasa ditapis oleh penapis pelewat rendah (LPF).
Dengan demikian frekuensi-frtekuensi awal, harmonik-harmoniknya, serta
frekuensi jumlah disingkirkan. Hanya frekuensi selisih (tegangan DC) yang
keluar dari LPF. Tegangan DC ini kemudian akan mengendalikan frekuensi
VCO.
Sistem ini akan bekerja dengan baik, bila frekuensi VCO sama dengan
frekuensi acuan yang juga masuk ke detektor fasa. Dengan demikian alat
detektor fasa mempunyai dua masukan dengan frekuensi yang sama. Bila
frekuensi masukannya berubah, maka frekuensi VCO akan melacaknya.
Secara otomatis PLL membetulkan frekuensi dan sudut fasa VCO.
B. Saran
Dalam sistem pemancar FM ini diberikan saran sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan kinerja sistem pemancar FM, dibutuhkan respon
yang seragam terhadap frekuensi audio, distorsi dengan amplitudo sangat
rendah, dan tingkat noise yang sangat rendah.
2. Penggunaan frekuensi untuk keperluan siaran FM, sebaiknya memenuhi
persyaratan standar penyiaran.
3. Saat merakit sistem secara keseluruhan, sebaiknya jangan tergesa-gesa
tetapi dikerjakan tiap bagian supaya kemungkinan kesalahan dapat
dideteksi sejak awal.

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan penerima FM

Siaran FM stereo di Indonesia sudah cukup luas diselenggarakan, bahkan hingga ke kota-kota kecil di seluruh pelosok tanah air. Sayangnya, siaran ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena masih ada fasilitas yang tidak dimanfaatkan, yakni fasilitas pengiriman teledata. Di negara-negara maju, fasilitas ini sudah sejak lama dimanfaatkan untuk mengirimkan data-data teks secara digital. Data/informasi yang dikirimkan bisa dari berbagai jenis, mulai dari informasi teks lagu yang sedang diputar saat itu, pengumuman, cuaca, iklan bioskop, hingga ke pasar uang dan informasi-informasi yang berubah dengan cepat lainnya. Karakteristik sistem teledata ini persis sama dengan sistem teletext yang sekarang sudah lazim digunakan oleh sistem televisi. Karena dikirim dengan sistem broadcast FM stereo dan diterima dengan penerima FM stereo khusus (yang memiliki pemayar) maka informasi teledata ini sangat praktis dan berguna bagi pelanggan yang mobilitasnya tinggi. Seorang pebisnis misalnya, bisa memonitor pergerakan harga saham dari menit ke menit hanya dengan mengantongi pesawat penerima saku yang dilengkapi dengan teledata. Hal inilah yang membedakannya dari sistem teletext televisi, yang (hampir) tidak memiliki mobilitas sama sekali karena untuk menerima siarannya harus menggunakan layar televisi. Pesawat televisi yang portable saat ini belum bisa digunakan dengan maksimal akibat lemahnya sinyal dari pemancar dan terlebih lagi karena sangat boros energi. Batere pesawat televisi mini yang beredar di pasar saat ini, hanya sanggup bertahan selama 2-3 jam saja. Dengan demikian, sistem teledata dengan radio akan lebih unggul dalam banyak hal dibanding dengan sistem teletext televisi.

Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana sistem teledata bisa diwujudkan (dengan menggunakan komponen yang tersedia di pasaran) dan kemungkinan aplikasinya di Indonesia. Karena karakteristiknya yang khas, maka pada makalah ini sistem teledata dengan radio disebut juga dengan sistem radiotext.

Sistem Radiotext dengan SCA

Di antara keuntungan FM adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita) yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

Lebih tahan noise

Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS (Line Of Sight).
Bandwith yang Lebih Lebar

Fidelitas Tinggi

Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak pada interval 50 Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi) dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon transien yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio dan menyediakan hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain hanyalah ditentukan oleh masalah rancangan perangkatnya saja.


Transmisi Stereo

Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan harmonis beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa, memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk memberikan kualitas reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang tersedia pada rekaman atau pita stereo. Munculnya compact disc dan perangkat audio digital lainnya akan terus mendorong kalangan industri peralatan dan teknisi siaran lebih jauh untuk memperbaiki kinerja rantai siaran FM secara keseluruhan.

Hak komunikasi Tambahan

Bandwidth yang lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untuk memuat dua saluran data atau audio tambahan, sering disebut Subsidiary Communication Authorization (SCA), bersama dengan transmisi stereo. Saluran SCA menyediakan sumber penerimaan yang penting bagi kebanyakan stasiun radio dan sekaligus sebagai media penyediaan jasa digital dan audio yang berguna untuk khalayak.

Teori Modulasi Frekuensi (FM)

Baik FM (Frekuensi Modulation) maupun PM (Phase Modulation) merupakan kasus khusus dari modulasi sudut (angular modulation). Dalam sistem modulasi sudut frekuensi dan fasa dari gelombang pembawa berubah terhadap waktu menurut fungsi dari sinyal yang dimodulasikan (ditumpangkan). Misal persamaan gelombang pembawa dirumuskan sebagai berikut :

Uc = Ac sin (wc + qc)

Dalam modulasi amplitudo (AM) maka nilai ‘Ac‘ akan berubah-ubah menurut fungsi dari sinyal yang ditumpangkan. Sedangkan dalam modulasi sudut yang diubah-ubah adalah salah satu dari komponen ‘wc + qc‘. Jika yang diubah-ubah adalah komponen ‘wc‘ maka disebut Frekuensi Modulation (FM), dan jika komponen ‘qc‘ yang diubah-ubah maka disebut Phase Modulation (PM).

Jadi dalam sistem FM, sinyal modulasi (yang ditumpangkan) akan menyebabkan frekuensi dari gelombang pembawa berubah-ubah sesuai perubahan frekuensi dari sinyal modulasi. Sedangkan pada PM perubahan dari sinyal modulasi akan merubah fasa dari gelombang pembawa. Hubungan antara perubahan frekuensi dari gelombang pembawa, perubahan fasa dari gelombang pembawa, dan frekuensi sinyal modulasi dinyatakan sebagai indeks modulasi (m) dimana :

m = Perubahan frekuensi (peak to peak Hz) / frekuensi modulasi (Hz)

Dalam siaran FM, gelombang pembawa harus memiliki perubahan frekuensi yang sesuai dengan amplituda dari sinyal modulasi, tetapi bebas frekuensi sinyal modulasi yang diatur oleh frekuensi modulator.

Pre-Emphasis

http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek29g1.gifPre-emphasis dipakai dalam pesawat pemancar untuk mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Karena iru komponen pre-emphasis ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator. Pengaruh kecacatan itu berasal dari differential gain (DG-penguatan yang berbeda) dan differential phase (DP-fasa yang berbeda). Pre-emphasis akan menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih rendah pada input.

Dengan penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) akibat sifat DG dan DP dalam transmisi dapat dikurangi. Nantinya di ujung terima pada demodulator dipasang komponen de-emphasis yang mempunyai fungsi kebalikan dari pre-emphasis.

Pemancar FM

Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:

1. FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi
2. Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar untuk meningkatkan tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage
3. Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang dibutuhkan oleh sistem antena
4. Catu daya (power supply) merubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
5. Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan
6. RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
7. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima dari sistem antena

FM Exciter

Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.

Direct FM merupakan teknik modulasi dimana frekuensi dari oscilator dapat diubah sesuai dengan tegangan yang digunakan. Seperti halnya oscilator, disebut voltage tuned oscilator (VTO) dimungkinkan oleh perkembangan dioda tuning varaktor yang dapat merubah kapasitansi menurut perubahan tegangan bias reverse (disebut juga voltage controlled oscillator atau VCO).

Kestabilan frekuensi dari oscillitor direct FM tidak cukup bagus, untuk itu dibutuhkan automotic frekuensi control system (AFC) yang menggunakan sebuah kristal oscillator stabil sebagai frekuensi referensi. Komponen AFC berperan sebagai pengatur frekuensi yang dibangkitkan oscillator lokal untuk dicatukan ke mixer, sehingga frekuensi oscillator menjadi stabil.
Penguat Mikropon dengan Kompresor Tingkat Nada Dinamik

Pada rancangan ini transistor BC547C berlaku sebagai penguat awal sebesar 20 dB untuk sinyal dari mikropon. Tegangan kolektornya mengeset level tegangan DC untuk input op-amp sebesar kurang lebih setengah dari tegangan catu.

Output sinyal audio dari op-amp disearahkan oleh diode D1 dan D2 yang mencatu kapasitor C1 dan C2 berturut-turut positif dan negatif. Beda tegangan antara C1 dan C2 menimbulkan pembuangan muatan yang melewati R3, D3, D4, dan R4. Kapasitor C3 dan C4 mempunyai fungsi ganda yaitu mengurangi riak-riak AC dari arus melalui D3 dan D4 dan menyediakan pembumian (ground) untuk pembagi tegangan yang terdiri atas R5 dan impedansi dari dioda D3 dan D4 ( paralel ). Impedansi pada kedua dioda tersebut bergantung pada besarnya pembuangan muatan oleh kapasitor C1 dan C2 yang melewati kedua dioda ini. Semakin besar arus pada rangkaian dioda, semakin kecil impedansinya, dan berati semakin kecil pula tegangan input untuk op-amp pada pin noninverting (positif).
Penerima Radio FM

Rx adalah kependekan dari “Receive” atau penerima. Semua radio mempunyai titik minimal, dimana jika sinyal yang diterima lebih rendah dari titik minimal tersebut maka data yang dikirim tidak dapat di terima. Titik minimal sensitifitas RX didefinisikan dalam dBm atau W.

Bagi sebagian besar radio, sensitifitas RX di definisikan sebagai level dari Bit Error Rate (BER). Biasanya kita mengunakan standard Bit Error Rate (BER) sama dengan 10^-5 (99.999%).

Pada peralatan WiFi, sensitifitas penerima ini biasanya dalam range -79 sampai -80-an dBm. Biasanya sinyal yang di terima lebih tinggi dari sensitifitas penerima dan akan berubah-ubah tergantung pada banyak factor.

Noise / derau harus jauh lebih rendah dari sensitifitas penerima. Para peralatan WiFi, noise / derau biasanya sekitar -90 sampai -96 dBm. Noise di definisikan sebagai sinyal yang tidak kita inginkan yang di terima oleh pesawat penerima kita.

GelombanggRadio

Seperti yang telah diketahui bahwa sistem radio yang kita kenal ada dua macam, yaitu pemancar (transceiver) dan penerima (receiver). Pemancar digunakan untuk menampung dan mengolah segala informasi yang dibutuhkan (berupa musik, komunikasi dan lain-lain) untuk kemudian diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan dipancarkan keudara melalui sistem pemancar (antena). Penerima berfungsi untuk menerima gelombang yang dipancarkan oleh pemancar untuk kemudian memilih dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat didengar sesuai dengan suara yang ditangkap oleh sistem penerima.Jadi gelombang radio adalah sebagai pembawa informasi dari pemancar ke penerima.

Bandgfrequensi

Gelombang elektromagnetik (gelombang radio) yang dipancarkan ke udara melalui antena pemancar akan memiliki kecepatan, frequensi dan panjang gelombang tertentu.
Gelombang radio yang dipancarkan di udara ini secara bersamaan akan bertemu dengan gelombang elektromagnetik lainnya, sehingga tidak menghilangkan kemungkinan akan terjadi saling mengganggu. Untuk mengatasi hal ini dilakukan alokasi frequensi menurut masing-masing jalur yang digunakan. Secara internasional, pembagian alokasi frequensi radio itu meliputi 10kHz sampai 40GHz, atau terbagi dalam 7 daerah frequensi.

Propagasijgelombangkradio

Propagasi gelombang radio hampir terjadi pada semua daerah frequensi, baik frequensi rendah maupun frequensi sangat tinggi. Dan propagasi gelombang elektromagnetik (gelombang radio) itu dapat berupa gelombang langsung, gelombang pantulan bumi, gelombang troposfir, gelombang pembiasan troposfir, gelombang pemancaran trofosfir, gelombang pantulan ionosfir maupun gelombang pemancaran ionosfir.
Ionosfir merupakan lapisan partikel-partikel gas bermuatan listrik dan berada di sekeliling bumi meluas dari 60 mil sampai 250 mil di atas permukaan bumi, sedangkan troposfir berada dibawahnya.
Gelombang Langsung adalah gelombang yang berasal dari pemancar yang langsung diterima oleh antena penerima tanpa terhalang sedangkan Gelombang Pantulan Tanah

adalah gelombang yang diterima antena penerima yang berasal dari tanah akibat pancaran

Fading

Fading yaitu pengaruh naik turunnya isyarat radio ketika sampai pada penerima, sehingga daya yang bisa dihasilkan oleh penerima menjadi tidak stabil, kadang kuat dan kadanYlemah.

Peristiwa terjadinya fading sebenarnya akibat isyarat langsung dan tak langsung. Bila keduanya sampai pada penerima dalam keadaan yang sefasa, keduanya akan saling memperkuat,sehinggahdayahterimahpesawathakanhmenjadihbagus.
Keadaan sebagaimana di atas sebenarnya karena pengaruh perubahan lapisan E dan F. Kedua lapisan ini umumnya dalam kondisi tidak tetap, selalu berubah-ubah setiap saat. Perubahan itu jelas mempengaruhi jalannya gelombang radio. Akibatnya kedua gelombang itu senantiasahsalinghberubahhfasahterhadaphsatuhsamahlain.

BentukkTranceiver

Suatu kelompok amatir hanya menggunakan operasi radionya melalui stasiun relai (repeater), sehingga perangkatnya disesuaikan dengan kegunaan tersebut. Pada pengoperasiannya hanya diperlukan sistem modulasi frequensi dengan daya pancar antara 1 sampaiD10FW.

Untuk antena rumah, digunakan antena dengan pola radiasi berbentuk lingkaran seperti antena ground-plane atau antena Yagi yang lebih terarah, maka diperlukan rotor antena. Yang cukup baik adalah sekumpulan pemancar yang menggunakan beberapa antena YagiGatauYmenggunakanhantenahomnidirectionalg(polahradiasiksegalaharah).

Kelompok kedua dari pencinta radio amatir adalah kelompok yang tidak puas operasi relai. Amatir ini tidak menginginkan frequensi yang tetap, tetapi dapat memilih frequensi dengan bebas didalam jalur 2-m, yaitu 144 sampai 146 MHz. Dengan demikian, selain menggunakan sistem Frequensi Modulasi (FM) dapat juga dengan sistem Single Side Band (SSB), dalam banyak kasus diperlukan daya pancar Radio frequensi (RF) sebesar 10 sampai 25 W. Bila kita cukup puas dengan daya pancar sampai 3 W, maka perangkat dapat dioperasikan dalam rumah dengan catu daya ringan atau dengan baterai. Selain kemungkinan bekerja dengan stasiun relai Frequensi Modulasi (FM), Single Side Band (SSB) dapat menggunakan saluran pemancar sendiri. Pemakaian seperti ini sangat menguntungkan untuk daerahFpegunungan.

Kelompok ketiga dalam bentuk transceiver adalah kelompok dengan pesawat yang secara teknik cukup canggih. Dari segi penerimaan digunakan konverter yang dapat memperkecil desah. Kebanyakan digunakan penguat Intermedia Frequensi (IF) untuk transceiver. Sistem FM (Frequensi Modulasi) tidak digunakan dalam sistem ini karena hampir seluruh transceiver High Frequensi (HF) hanya digunakan pada sistem Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Pada pemancar dipasang transceiver High Frequensi (HF) dari 28 sampai 30 MHz kejalur 2-m selebar 2 MHz (144-146 MHz). Daya keluaran yang dihasilkan antara 100 sampai 500 W atau lebih.

Amatir radio dengan peralatan stasiun 2-m biasanya mempunyai hubungan luas dalam Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Dengan antena yang sesuai, hubungan radio juga memungkinkan melalui satelit atau melalui bulan sebagai reflektornya yang disebut hubungan Earth-Mon-Earth (EME). Radio amatir yang mengoperasikan sistem seperti ini lebih sedikit dibanding dengan stasiun radio relai.


Komunikasi gelombang langit semula hanya digunakan melalui Continuous Wave (CW), saat ini dimungkinkan juga melalui pengiriman Single Side Band (SSB). Jarak yang dapat dilalui antara 1000 dan 2000 km. Hasil serupa dapat juga dicapai melalui teknik “Meteor-Scatter”. Dimana meteor berfungsi sebagai reflektor. Pada teknik penghubungan ini, harus tersedia daya pancaran yang cukup besar (950 sampai 1000 W). Jika dibandingkan denganHsistemGpemantulankgelombangklangit,kperbedaannyahcukuphjauh.

Selain kelompok-kelompok diatas, terdapat kelompok lain yaitu amatir radio pada jarak 11-m. Kelompok ini disebut sebagai kelompok Citizen Band (CB). Jika pernah menggunakan radio 11-m, dapat memastikan bahwa jarak pemancaran dan penerima dengan menggunakan peralatan normal cukup pendek, tergantung pada daya pancar dan posisinya, km.

Meningkatnya penggemar komunikasi di jalur 11-m disebabkan oleh karena harga perangkatnya cukup murah dan dapat dibeli tanpa memerlukan ujian lisensi khusus. Akan tetapi fasilitas yang diperoleh tidak dapat dibandingkan dengan amatir radio 2-m atau 11-m yang berlisensi. Dengan memiliki lisensi, amatir radio dapat mempunyai radio dengan daya pancar lebih tinggi pada jalur High Frequensi (HF), Very High Frequensi (VHF

RangkaianlPadapMasing-masing[Tingkat[Penerima

Empat puluh sampai lima puluh tahun yang lalu, dibutuhkan tabung hampa untuk merakit pre-amplifie, Amplifier Audio Frequensi (AF), atau untuk merakit pemancar AM (Amplitude Modulation). Peralatan radio amatir seperti itu, saat ini sudah tidak digunakan. Saat ini penerima harus mempunyai kepekaan dan selektivitas yang tinggi, ketetapan modulasi silang. Frequensi cermin pada penerima dan dituntut sekurang-kurangnya mempunyai sistem Frequensi Modulasi (FM), Single side Band (SSB), dan Continuous Wave (CW). Untuk pemancar selain mempunyai daya keluaran tinggi juga stabilitas yang baik, dan ketetapan penyetelan dari seluruh sistem di atas. Selain itu, kita juga sering menginginkan pengadaan catu daya universal, tampilan frequensi digital dan sistem pelayanan pemakaian yang canggih serta bentuk “Millitarry-Look”, S-meter pada penerima, dan tampilan daya keluaranGpadaGpemancar.

AntenapMultibandpHF

Telah lebih dari 40 tahun dipole G5RV dikenal di dunia sebagai antena multiband HF (High Frequensi). Untuk kerja yang baik, tidak terlalu panjang, murah, praktis dan serba-guna adalahhalasanhmengapahantenahinihmenjadigpopuler.
Dirancang pertama kali pada tahun 1946 oleh Louis Varney, callsign G5RV, seorang amatir radio Inggris (wafat 28 Juni 2000 pada usia 89 tahun). Praktis karena panjang bentangan hanya 102 feet dan pada tengahnya diberi “matching section” berupa “open wire” sepanjang 34 feet kebawah. Dengan adanya interaksi antara “radiating section” dan “matching section” membuat antena ini mudah untuk di “match” pada semua band dari 80 sampai 100 meter dengan bantuan antena tuner yang sederhana sekalipun. Walaupun ukurannya lebih pendek, tetapi jangkauannya setara dengan dipole pada band 80 dan 40 meter. Untuk jarak jauh mempunyai 4 sampai 6 “low angle lobes” yang mencakup seluruh arah.

sumber:http://putrapaker.wordpress.com/2009/04/26/pemancar-dan-penerima-fm/

perbedaan am fm

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan penerima FM

Siaran FM stereo di Indonesia sudah cukup luas diselenggarakan, bahkan hingga ke kota-kota kecil di seluruh pelosok tanah air. Sayangnya, siaran ini belum dimanfaatkan secara maksimal karena masih ada fasilitas yang tidak dimanfaatkan, yakni fasilitas pengiriman teledata. Di negara-negara maju, fasilitas ini sudah sejak lama dimanfaatkan untuk mengirimkan data-data teks secara digital. Data/informasi yang dikirimkan bisa dari berbagai jenis, mulai dari informasi teks lagu yang sedang diputar saat itu, pengumuman, cuaca, iklan bioskop, hingga ke pasar uang dan informasi-informasi yang berubah dengan cepat lainnya. Karakteristik sistem teledata ini persis sama dengan sistem teletext yang sekarang sudah lazim digunakan oleh sistem televisi. Karena dikirim dengan sistem broadcast FM stereo dan diterima dengan penerima FM stereo khusus (yang memiliki pemayar) maka informasi teledata ini sangat praktis dan berguna bagi pelanggan yang mobilitasnya tinggi. Seorang pebisnis misalnya, bisa memonitor pergerakan harga saham dari menit ke menit hanya dengan mengantongi pesawat penerima saku yang dilengkapi dengan teledata. Hal inilah yang membedakannya dari sistem teletext televisi, yang (hampir) tidak memiliki mobilitas sama sekali karena untuk menerima siarannya harus menggunakan layar televisi. Pesawat televisi yang portable saat ini belum bisa digunakan dengan maksimal akibat lemahnya sinyal dari pemancar dan terlebih lagi karena sangat boros energi. Batere pesawat televisi mini yang beredar di pasar saat ini, hanya sanggup bertahan selama 2-3 jam saja. Dengan demikian, sistem teledata dengan radio akan lebih unggul dalam banyak hal dibanding dengan sistem teletext televisi.

Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana sistem teledata bisa diwujudkan (dengan menggunakan komponen yang tersedia di pasaran) dan kemungkinan aplikasinya di Indonesia. Karena karakteristiknya yang khas, maka pada makalah ini sistem teledata dengan radio disebut juga dengan sistem radiotext.
Sistem Radiotext dengan SCA

Di antara keuntungan FM adalah bebas dari pengaruh gangguan udara, bandwidth (lebar pita) yang lebih besar, dan fidelitas yang tinggi. Jika dibandingkan dengan sistem AM, maka FM memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

Lebih tahan noise

Frekuensi yang dialokasikan untuk siaran FM berada diantara 88 – 108 MHz, dimana pada wilayah frekuensi ini secara relatif bebas dari gangguan baik atmosfir maupun interferensi yang tidak diharapkan. Jangkauan dari sistem modulasi ini tidak sejauh, jika dibandingkan pada sistem modulasi AM dimana panjang gelombangnya lebih panjang. Sehingga noise yang diakibatkan oleh penurunan daya hampir tidak berpengaruh karena dipancarkan secara LOS (Line Of Sight).
Bandwith yang Lebih Lebar

Fidelitas Tinggi

Respon yang seragam terhadap frekuensi audio (paling tidak pada interval 50 Hz sampai 15 KHz), distorsi (harmonik dan intermodulasi) dengan amplitudo sangat rendah, tingkat noise yang sangat rendah, dan respon transien yang bagus sangat diperlukan untuk kinerja Hi-Fi yang baik. Pemakaian saluran FM memberikan respon yang cukup untuk frekuensi audio dan menyediakan hubungan radio dengan noise rendah. Karakteristik yang lain hanyalah ditentukan oleh masalah rancangan perangkatnya saja.

Transmisi Stereo

Alokasi saluran yang lebar dan kemampuan FM untuk menyatukan dengan harmonis beberapa saluran audio pada satu gelombang pembawa, memungkinkan pengembangan sistem penyiaran stereo yang praktis. Ini merupakan sebuah cara bagi industri penyiaran untuk memberikan kualitas reproduksi sebaik atau bahkan lebih baik daripada yang tersedia pada rekaman atau pita stereo. Munculnya compact disc dan perangkat audio digital lainnya akan terus mendorong kalangan industri peralatan dan teknisi siaran lebih jauh untuk memperbaiki kinerja rantai siaran FM secara keseluruhan.

Hak komunikasi Tambahan

Bandwidth yang lebar pada saluran siar FM juga memungkinkan untuk memuat dua saluran data atau audio tambahan, sering disebut Subsidiary Communication Authorization (SCA), bersama dengan transmisi stereo. Saluran SCA menyediakan sumber penerimaan yang penting bagi kebanyakan stasiun radio dan sekaligus sebagai media penyediaan jasa digital dan audio yang berguna untuk khalayak.

Teori Modulasi Frekuensi (FM)

Baik FM (Frekuensi Modulation) maupun PM (Phase Modulation) merupakan kasus khusus dari modulasi sudut (angular modulation). Dalam sistem modulasi sudut frekuensi dan fasa dari gelombang pembawa berubah terhadap waktu menurut fungsi dari sinyal yang dimodulasikan (ditumpangkan). Misal persamaan gelombang pembawa dirumuskan sebagai berikut :

Uc = Ac sin (wc + qc)

Dalam modulasi amplitudo (AM) maka nilai ‘Ac‘ akan berubah-ubah menurut fungsi dari sinyal yang ditumpangkan. Sedangkan dalam modulasi sudut yang diubah-ubah adalah salah satu dari komponen ‘wc + qc‘. Jika yang diubah-ubah adalah komponen ‘wc‘ maka disebut Frekuensi Modulation (FM), dan jika komponen ‘qc‘ yang diubah-ubah maka disebut Phase Modulation (PM).

Jadi dalam sistem FM, sinyal modulasi (yang ditumpangkan) akan menyebabkan frekuensi dari gelombang pembawa berubah-ubah sesuai perubahan frekuensi dari sinyal modulasi. Sedangkan pada PM perubahan dari sinyal modulasi akan merubah fasa dari gelombang pembawa. Hubungan antara perubahan frekuensi dari gelombang pembawa, perubahan fasa dari gelombang pembawa, dan frekuensi sinyal modulasi dinyatakan sebagai indeks modulasi (m) dimana :

m = Perubahan frekuensi (peak to peak Hz) / frekuensi modulasi (Hz)

Dalam siaran FM, gelombang pembawa harus memiliki perubahan frekuensi yang sesuai dengan amplituda dari sinyal modulasi, tetapi bebas frekuensi sinyal modulasi yang diatur oleh frekuensi modulator.

Pre-Emphasis

http://www.elektroindonesia.com/elektro/elek29g1.gifPre-emphasis dipakai dalam pesawat pemancar untuk mencegah pengaruh kecacatan pada sinyal terima. Karena iru komponen pre-emphasis ditempatkan pada awal sebelum sinyal itu sempat masuk pada modulator. Pengaruh kecacatan itu berasal dari differential gain (DG-penguatan yang berbeda) dan differential phase (DP-fasa yang berbeda). Pre-emphasis akan menekan amplitudo dari frekuensi sinyal FM yang lebih rendah pada input.

Dengan penggunaan alat ini ketidaklinearan (cacat) akibat sifat DG dan DP dalam transmisi dapat dikurangi. Nantinya di ujung terima pada demodulator dipasang komponen de-emphasis yang mempunyai fungsi kebalikan dari pre-emphasis.

Pemancar FM

Tujuan dari pemancar FM adalah untuk merubah satu atau lebih sinyal input yang berupa frekuensi audio (AF) menjadi gelombang termodulasi dalam sinyal RF (Radio Frekuensi) yang dimaksudkan sebagai output daya yang kemudian diumpankan ke sistem antena untuk dipancarkan. Dalam bentuk sederhana dapat dipisahkan atas modulator FM dan sebuah power amplifier RF dalam satu unit. Sebenarnya pemancar FM terdiri atas rangkaian blok subsistem yang memiliki fungsi tersendiri, yaitu:

1. FM exciter merubah sinyal audio menjadi frekuensi RF yang sudah termodulasi
2. Intermediate Power Amplifier (IPA) dibutuhkan pada beberapa pemancar untuk meningkatkan tingkat daya RF agar mampu menghandle final stage
3. Power Amplifier di tingkat akhir menaikkan power dari sinyal sesuai yang dibutuhkan oleh sistem antena
4. Catu daya (power supply) merubah input power dari sumber AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap subsistem
5. Transmitter Control System memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap subsistem sehingga mereka dapat bekerja sama dan memberikan hasil yang diinginkan
6. RF lowpass filter membatasi frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar
7. Directional coupler yang mengindikasikan bahwa daya sedang dikirimkan atau diterima dari sistem antena

FM Exciter

Jantung dari pemancar siaran FM terletak pada exciter-nya. Fungsi dari exciter adalah untuk membangkitkan dan memodulasikan gelombang pembawa dengan satu atau lebih input (mono, stereo, SCA) sesuai dengan standar FCC. Gelombang pembawa yang telah dimodulasi kemudian diperkuat oleh wideband amplifier ke level yang dibutuhkan oleh tingkat berikutnya.

Direct FM merupakan teknik modulasi dimana frekuensi dari oscilator dapat diubah sesuai dengan tegangan yang digunakan. Seperti halnya oscilator, disebut voltage tuned oscilator (VTO) dimungkinkan oleh perkembangan dioda tuning varaktor yang dapat merubah kapasitansi menurut perubahan tegangan bias reverse (disebut juga voltage controlled oscillator atau VCO).

Kestabilan frekuensi dari oscillitor direct FM tidak cukup bagus, untuk itu dibutuhkan automotic frekuensi control system (AFC) yang menggunakan sebuah kristal oscillator stabil sebagai frekuensi referensi. Komponen AFC berperan sebagai pengatur frekuensi yang dibangkitkan oscillator lokal untuk dicatukan ke mixer, sehingga frekuensi oscillator menjadi stabil.
Penguat Mikropon dengan Kompresor Tingkat Nada Dinamik

Pada rancangan ini transistor BC547C berlaku sebagai penguat awal sebesar 20 dB untuk sinyal dari mikropon. Tegangan kolektornya mengeset level tegangan DC untuk input op-amp sebesar kurang lebih setengah dari tegangan catu.

Output sinyal audio dari op-amp disearahkan oleh diode D1 dan D2 yang mencatu kapasitor C1 dan C2 berturut-turut positif dan negatif. Beda tegangan antara C1 dan C2 menimbulkan pembuangan muatan yang melewati R3, D3, D4, dan R4. Kapasitor C3 dan C4 mempunyai fungsi ganda yaitu mengurangi riak-riak AC dari arus melalui D3 dan D4 dan menyediakan pembumian (ground) untuk pembagi tegangan yang terdiri atas R5 dan impedansi dari dioda D3 dan D4 ( paralel ). Impedansi pada kedua dioda tersebut bergantung pada besarnya pembuangan muatan oleh kapasitor C1 dan C2 yang melewati kedua dioda ini. Semakin besar arus pada rangkaian dioda, semakin kecil impedansinya, dan berati semakin kecil pula tegangan input untuk op-amp pada pin noninverting (positif).
Penerima Radio FM

Rx adalah kependekan dari “Receive” atau penerima. Semua radio mempunyai titik minimal, dimana jika sinyal yang diterima lebih rendah dari titik minimal tersebut maka data yang dikirim tidak dapat di terima. Titik minimal sensitifitas RX didefinisikan dalam dBm atau W.

Bagi sebagian besar radio, sensitifitas RX di definisikan sebagai level dari Bit Error Rate (BER). Biasanya kita mengunakan standard Bit Error Rate (BER) sama dengan 10^-5 (99.999%).

Pada peralatan WiFi, sensitifitas penerima ini biasanya dalam range -79 sampai -80-an dBm. Biasanya sinyal yang di terima lebih tinggi dari sensitifitas penerima dan akan berubah-ubah tergantung pada banyak factor.

Noise / derau harus jauh lebih rendah dari sensitifitas penerima. Para peralatan WiFi, noise / derau biasanya sekitar -90 sampai -96 dBm. Noise di definisikan sebagai sinyal yang tidak kita inginkan yang di terima oleh pesawat penerima kita.

GelombanggRadio

Seperti yang telah diketahui bahwa sistem radio yang kita kenal ada dua macam, yaitu pemancar (transceiver) dan penerima (receiver). Pemancar digunakan untuk menampung dan mengolah segala informasi yang dibutuhkan (berupa musik, komunikasi dan lain-lain) untuk kemudian diubah menjadi gelombang elektromagnetik dan dipancarkan keudara melalui sistem pemancar (antena). Penerima berfungsi untuk menerima gelombang yang dipancarkan oleh pemancar untuk kemudian memilih dan mengubahnya menjadi informasi yang dapat didengar sesuai dengan suara yang ditangkap oleh sistem penerima.Jadi gelombang radio adalah sebagai pembawa informasi dari pemancar ke penerima.

Bandgfrequensi

Gelombang elektromagnetik (gelombang radio) yang dipancarkan ke udara melalui antena pemancar akan memiliki kecepatan, frequensi dan panjang gelombang tertentu.
Gelombang radio yang dipancarkan di udara ini secara bersamaan akan bertemu dengan gelombang elektromagnetik lainnya, sehingga tidak menghilangkan kemungkinan akan terjadi saling mengganggu. Untuk mengatasi hal ini dilakukan alokasi frequensi menurut masing-masing jalur yang digunakan. Secara internasional, pembagian alokasi frequensi radio itu meliputi 10kHz sampai 40GHz, atau terbagi dalam 7 daerah frequensi.

Propagasijgelombangkradio

Propagasi gelombang radio hampir terjadi pada semua daerah frequensi, baik frequensi rendah maupun frequensi sangat tinggi. Dan propagasi gelombang elektromagnetik (gelombang radio) itu dapat berupa gelombang langsung, gelombang pantulan bumi, gelombang troposfir, gelombang pembiasan troposfir, gelombang pemancaran trofosfir, gelombang pantulan ionosfir maupun gelombang pemancaran ionosfir.
Ionosfir merupakan lapisan partikel-partikel gas bermuatan listrik dan berada di sekeliling bumi meluas dari 60 mil sampai 250 mil di atas permukaan bumi, sedangkan troposfir berada dibawahnya.
Gelombang Langsung adalah gelombang yang berasal dari pemancar yang langsung diterima oleh antena penerima tanpa terhalang sedangkan Gelombang Pantulan Tanah

adalah gelombang yang diterima antena penerima yang berasal dari tanah akibat pancaran

Fading

Fading yaitu pengaruh naik turunnya isyarat radio ketika sampai pada penerima, sehingga daya yang bisa dihasilkan oleh penerima menjadi tidak stabil, kadang kuat dan kadanYlemah.

Peristiwa terjadinya fading sebenarnya akibat isyarat langsung dan tak langsung. Bila keduanya sampai pada penerima dalam keadaan yang sefasa, keduanya akan saling memperkuat,sehinggahdayahterimahpesawathakanhmenjadihbagus.
Keadaan sebagaimana di atas sebenarnya karena pengaruh perubahan lapisan E dan F. Kedua lapisan ini umumnya dalam kondisi tidak tetap, selalu berubah-ubah setiap saat. Perubahan itu jelas mempengaruhi jalannya gelombang radio. Akibatnya kedua gelombang itu senantiasahsalinghberubahhfasahterhadaphsatuhsamahlain.

BentukkTranceiver

Suatu kelompok amatir hanya menggunakan operasi radionya melalui stasiun relai (repeater), sehingga perangkatnya disesuaikan dengan kegunaan tersebut. Pada pengoperasiannya hanya diperlukan sistem modulasi frequensi dengan daya pancar antara 1 sampaiD10FW.

Untuk antena rumah, digunakan antena dengan pola radiasi berbentuk lingkaran seperti antena ground-plane atau antena Yagi yang lebih terarah, maka diperlukan rotor antena. Yang cukup baik adalah sekumpulan pemancar yang menggunakan beberapa antena YagiGatauYmenggunakanhantenahomnidirectionalg(polahradiasiksegalaharah).

Kelompok kedua dari pencinta radio amatir adalah kelompok yang tidak puas operasi relai. Amatir ini tidak menginginkan frequensi yang tetap, tetapi dapat memilih frequensi dengan bebas didalam jalur 2-m, yaitu 144 sampai 146 MHz. Dengan demikian, selain menggunakan sistem Frequensi Modulasi (FM) dapat juga dengan sistem Single Side Band (SSB), dalam banyak kasus diperlukan daya pancar Radio frequensi (RF) sebesar 10 sampai 25 W. Bila kita cukup puas dengan daya pancar sampai 3 W, maka perangkat dapat dioperasikan dalam rumah dengan catu daya ringan atau dengan baterai. Selain kemungkinan bekerja dengan stasiun relai Frequensi Modulasi (FM), Single Side Band (SSB) dapat menggunakan saluran pemancar sendiri. Pemakaian seperti ini sangat menguntungkan untuk daerahFpegunungan.

Kelompok ketiga dalam bentuk transceiver adalah kelompok dengan pesawat yang secara teknik cukup canggih. Dari segi penerimaan digunakan konverter yang dapat memperkecil desah. Kebanyakan digunakan penguat Intermedia Frequensi (IF) untuk transceiver. Sistem FM (Frequensi Modulasi) tidak digunakan dalam sistem ini karena hampir seluruh transceiver High Frequensi (HF) hanya digunakan pada sistem Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Pada pemancar dipasang transceiver High Frequensi (HF) dari 28 sampai 30 MHz kejalur 2-m selebar 2 MHz (144-146 MHz). Daya keluaran yang dihasilkan antara 100 sampai 500 W atau lebih.

Amatir radio dengan peralatan stasiun 2-m biasanya mempunyai hubungan luas dalam Single Side Band (SSB) dan Continuous Wave (CW). Dengan antena yang sesuai, hubungan radio juga memungkinkan melalui satelit atau melalui bulan sebagai reflektornya yang disebut hubungan Earth-Mon-Earth (EME). Radio amatir yang mengoperasikan sistem seperti ini lebih sedikit dibanding dengan stasiun radio relai.


Komunikasi gelombang langit semula hanya digunakan melalui Continuous Wave (CW), saat ini dimungkinkan juga melalui pengiriman Single Side Band (SSB). Jarak yang dapat dilalui antara 1000 dan 2000 km. Hasil serupa dapat juga dicapai melalui teknik “Meteor-Scatter”. Dimana meteor berfungsi sebagai reflektor. Pada teknik penghubungan ini, harus tersedia daya pancaran yang cukup besar (950 sampai 1000 W). Jika dibandingkan denganHsistemGpemantulankgelombangklangit,kperbedaannyahcukuphjauh.

Selain kelompok-kelompok diatas, terdapat kelompok lain yaitu amatir radio pada jarak 11-m. Kelompok ini disebut sebagai kelompok Citizen Band (CB). Jika pernah menggunakan radio 11-m, dapat memastikan bahwa jarak pemancaran dan penerima dengan menggunakan peralatan normal cukup pendek, tergantung pada daya pancar dan posisinya, km.

Meningkatnya penggemar komunikasi di jalur 11-m disebabkan oleh karena harga perangkatnya cukup murah dan dapat dibeli tanpa memerlukan ujian lisensi khusus. Akan tetapi fasilitas yang diperoleh tidak dapat dibandingkan dengan amatir radio 2-m atau 11-m yang berlisensi. Dengan memiliki lisensi, amatir radio dapat mempunyai radio dengan daya pancar lebih tinggi pada jalur High Frequensi (HF), Very High Frequensi (VHF

RangkaianlPadapMasing-masing[Tingkat[Penerima

Empat puluh sampai lima puluh tahun yang lalu, dibutuhkan tabung hampa untuk merakit pre-amplifie, Amplifier Audio Frequensi (AF), atau untuk merakit pemancar AM (Amplitude Modulation). Peralatan radio amatir seperti itu, saat ini sudah tidak digunakan. Saat ini penerima harus mempunyai kepekaan dan selektivitas yang tinggi, ketetapan modulasi silang. Frequensi cermin pada penerima dan dituntut sekurang-kurangnya mempunyai sistem Frequensi Modulasi (FM), Single side Band (SSB), dan Continuous Wave (CW). Untuk pemancar selain mempunyai daya keluaran tinggi juga stabilitas yang baik, dan ketetapan penyetelan dari seluruh sistem di atas. Selain itu, kita juga sering menginginkan pengadaan catu daya universal, tampilan frequensi digital dan sistem pelayanan pemakaian yang canggih serta bentuk “Millitarry-Look”, S-meter pada penerima, dan tampilan daya keluaranGpadaGpemancar.

AntenapMultibandpHF

Telah lebih dari 40 tahun dipole G5RV dikenal di dunia sebagai antena multiband HF (High Frequensi). Untuk kerja yang baik, tidak terlalu panjang, murah, praktis dan serba-guna adalahhalasanhmengapahantenahinihmenjadigpopuler.
Dirancang pertama kali pada tahun 1946 oleh Louis Varney, callsign G5RV, seorang amatir radio Inggris (wafat 28 Juni 2000 pada usia 89 tahun). Praktis karena panjang bentangan hanya 102 feet dan pada tengahnya diberi “matching section” berupa “open wire” sepanjang 34 feet kebawah. Dengan adanya interaksi antara “radiating section” dan “matching section” membuat antena ini mudah untuk di “match” pada semua band dari 80 sampai 100 meter dengan bantuan antena tuner yang sederhana sekalipun. Walaupun ukurannya lebih pendek, tetapi jangkauannya setara dengan dipole pada band 80 dan 40 meter. Untuk jarak jauh mempunyai 4 sampai 6 “low angle lobes” yang mencakup seluruh arah.